expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Monday, February 20, 2012

Hei . . . . . . Belum Juga Aku Mengerti

Hei,
entah apa yang dirimu rasakan.
Sungguh,sebenarnya aku tidak ingin memikirkan ini.
Maaf, yang dulu dulu bukan aku tidak peduli, tapi aku tidak ingin terlalu cepat untuk mengartikan seperti itu.


Detik ini,kenapa aku merindukan mu saat dirimu begitu padaku.
Apa yang membuatmu berubah?
Sudah tau kemana arah hatimukah?
Kenapa dulu dirimu mesti memulai? Walau pada kenyataan nya dirimu tak ingin merajut nya.
Kamu memotong benang itu dengan paksa.
Atau ternyata memang selama ini, aku hanya salah mengartikan?
Maaf kalau aku terlalu berharap. Sebenarnya aku ingin menyalahkanmu!
Aku terlanjur tak bisa jauh.
Walau,aku belum menempatkanmu dihatiku yg dalam.
Karena memang aku juga belum tahu siapa pemiliknya.
Terimakasih untuk yang kemarin kemarin.


Sekitar,aku belum bercerita.
Jadi santai saja,kalau dekat dengan ku membuatmu malu. Katakan padaku. aku saja yang pergi




Mungkin memang baiknya aku yang pergi,mengemasi beberapa asa ku yang sudah telanjur muncul.
Bukan untukmu. tapi saat ini inginku ya untukmu.
Tolong, tetap perlakukan aku seperti teman.
Walau jujur,aku jadi lupa bagaimana memperlakukanmu hanya seperti teman.


Hei.
Terimakasih untuk yang sebentar.
Walaupun hanya.


Senyummu cukup membekas.


(Farida Isfandiari, 2 Mei 2011)

No comments:

Post a Comment