expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday, June 15, 2014

Selamat Berjuang

Bahkan hilang sebelum aku datang.
Tanpa memberi kesempatan ucap perpisahan.
Tak pernah benar-benar menggengam.
Tanpa tau membuat ini menjadi dalam.
Diam.
Kenang.
Selamat berjuang.
Sayang.

(Farida Isfandiari, 15 Juni 2014)

Mengantarmu


Mengantarmu.
Sebentar lagi kita sampai di akhir musim.
Pemberhentian dulu yang pernah meneduhi kita, juga sudah jauh dibelakang sana.
Kau memang sudah pergi sejak dulu, meski tak jarang juga masih berjumpa tanpa sapa
Seperti telisik yang kadang-kadang mampir,
tak kuasa mengelak bahwa aku memang belum sepenuhnya melupakanmu
Mungkin kau yang akan akan terlebih dulu berangkat,
menuju gerbong yang membawamu lebih dekat dengan masa depanmu,
menghirup musim baru yang diimpikan,

Aku sering berfikir, arah rel takdir memang sudah begitu, tapi tidak pernah terbayangkan sekalipun,
tak tertembus imajinasiku, Tuhan menjaga cerita makhluknya dengan sangat rahasia.
Saat nanti kau benar-benar pergi dan mungkin kita tidak pernah bertemu lagi di stasiun manapun
Apa aku juga harus mengantarmu?
Apakah tidak cukup aku kehilangan dirimu saat pergi tanpa sedikitpun menoleh, tanpa berpamitan, tanpa mengucap salam perpisahan, tanpa pernah menatap mataku yang berkaca-kaca dan hati yang kau pecahkan.
Juni, bukan Maret, kau memang tidak pergi secepat yang kuperkirakan dan dulu tak kuinginkan.
Jika mungkin mampu mengantarmu, aku ingin menepuk bahumu,
Di musim baru itu mungkin bebanmu lebih berat, tapi kau harus membaginya,
Disana ada yang akan menyandarkan kepalanya disamping kananmu, tapi dia juga yang akan meringankan bahumu,
Atau mungkin aku hanya akan melihatmu saja dari kejauhan, tak akan menunjukkan apa-apa, tanpa sepatah kata.

01 : 18

(Farida Isfandiari, 27 Maret 2014)