expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Monday, February 27, 2012

Apa Tetap Tidak Bisa, Bagimu?

Ini mungkin permintaan berlebihan.
Karena bahkan kita sudah tidak pernah melakukannya.
Duduk berdampingan dan membicarakan banyak hal.
Sebatas untuk teman saja.
Apa tetap tidak bisa, bagimu?
(Farida Isfandiari, 22 Februari 2012)

Hanya Sebatas Itu Saja?

Kita tidak bersama, kita juga tidak sendiri.
Kita hanya memainkan peran masing masing?
Apakah hanya sebatas itu saja?
Sering ini hanya menjadi sebatas pertanyaan pada diri sendiri.
(Farida Isfandiari, 22 Februari 2012)

Monday, February 20, 2012

Disudut Cinta

Satu sudut pertemuan diantara garis dua setengah lingkaran yg berdampingan itu mungkin memang belum pernah kita temukan.
(Farida Isfandiari, 19 Februari 2012)

Sedikit Tentang, Mungkin, Mencintaimu

“Kekakuan yang terkadang muncul.
Karena ketidaktahuan apa yang seharusnya dihadirkan.
Kehadiran rasa yang terlanjur dominan, sekalipun sebelumnya kita terbiasa sebagai teman
Tetap saja aku kesulitan untuk kemudian harus menukarnya sejenak menjadi biasa


Seperti kebekuan hatimu yang entah sengaja kau munculkan
Atau memang tidak pernah ada semi yang kau rasa saat bersamaku setelah musim dingin panjang yang harus dilewati manusia dalam dingin tanpa seseorang”

Masing-Masing Diantara KITA, Aku dan Kamu

Masing masing dari kita mungkin saling membaca status atau pun tweet antara satu sama lain.
Tapi kita enggan untuk saling menyapa didunia maya.


Kita membaca dalam diam, tanpa mengelike, mengcoment ataupun me retweet.
Jika mau jujur, membukamu dalam media baru ini sudah menjadi suatu rutinitas.


Ke enggan an untuk melakukan hal hal yg sebenarnya biasa dilakukan sebagai teman fb ataupun followers terbangun dengan sendirinya.


Mungkin,ini tidak pernah kau rasakan.
Karena mungkin memang 'tidak pernah' , 'tidak ada' , 'tidak berarti apapun' ada nya aku.


Tapi jika ada, kenapa memilih begini.
Ah ternyata aku pun juga begitu, tak mampu, terlalu takut jika kemudian terlihat 'ada' .
Padahal sebenarnya kita bisa memilih untuk bertingkah 'tak ada' dan biasa saja.

Hei . . . . . . Belum Juga Aku Mengerti

Hei,
entah apa yang dirimu rasakan.
Sungguh,sebenarnya aku tidak ingin memikirkan ini.
Maaf, yang dulu dulu bukan aku tidak peduli, tapi aku tidak ingin terlalu cepat untuk mengartikan seperti itu.


Detik ini,kenapa aku merindukan mu saat dirimu begitu padaku.
Apa yang membuatmu berubah?
Sudah tau kemana arah hatimukah?
Kenapa dulu dirimu mesti memulai? Walau pada kenyataan nya dirimu tak ingin merajut nya.
Kamu memotong benang itu dengan paksa.
Atau ternyata memang selama ini, aku hanya salah mengartikan?
Maaf kalau aku terlalu berharap. Sebenarnya aku ingin menyalahkanmu!
Aku terlanjur tak bisa jauh.
Walau,aku belum menempatkanmu dihatiku yg dalam.
Karena memang aku juga belum tahu siapa pemiliknya.
Terimakasih untuk yang kemarin kemarin.


Sekitar,aku belum bercerita.
Jadi santai saja,kalau dekat dengan ku membuatmu malu. Katakan padaku. aku saja yang pergi

Kau Sepenggal Episode Singkat

Dan bulan Maret pun berlalu.
Sepenggal episode singkat masa tentang kau yang kumulai 19 bulan yang lalu mungkin juga sudah kulupakan.
Aku masih mencoba mengerti mengapa rasa itu bisa berhenti.
Tapi saat ini sungguh, seperti aku memang sudah tidak begitu peduli padamu.
Berbeda, sudah tak kurasakan lagi debar ataupun rasa.
Hambar saat bersama kau.
Tak lebih, sama saat aku bersama sahabat atau teman yang lain.


Ada hati lain yang mendadak menyapaku.
Walau aku masih belum percaya.
Tapi setidaknya sekarang yang kupikirkan dan akhir akhir ini terlintas dibenakku adalah dirinya.
Tak lagi kau.


Jadi, ALHAMDULILLAH. Syukurku padaNYA

Setetes Doa dalam Gerimis

Menengadah tangan.
Sesekali mengusap genangan air dipelupuk mata.
Kadang aku bertanya dalam hati, Apa boleh aku melakukan semua ini?.
Karena secara tidak langsung aku memikirkanmu, sementara aku tahu aku tidak berhak atasmu, sedikitpun.
Aku berdoa semoga ALLOH selalu memberimu kebahagian.
Karena yang paling tahu kebahagianmu adalah dirimu dan penciptamu.
Aku selalu mendoakan agar kau cepat mendapatkan seseorang yang kau cari.
Dan aku selalu memohon agar Dia selalu menjagamu.
Aku tidak mau kau tersakiti.
Aku tidak ingin kau menangis.


Aku tahu, ALLOH sudah mempersiapkan seseorang yang lebih baik darimu untukku.
Seseorang yang akan sangat menyayangiku.
Seseorang yang menerimaku apa adanya, setia.
Seseorang yang akan menjadi imamku.
Seseorang yang sholeh dan darinya aku juga selalu memohon kepada ALLOH kelak dari rahimku, akan lahir pejuang pejuang agama, bangsa, umat, yang kuat, sholeh sholehah, berguna.
Aku bisa menjadi istri yang menyejukkan dan membahagiakanya.
Dan sebentuk ibadah dalam naungan pernikahan itu akan membawe kami meraih ridhoNYA, keluarga yang membawa ke surga.

Tuesday, February 7, 2012

Menjadi Hujan atau Teduh Saja

Awan awan pasti akan berarak pulang,semua berjalan mengikuti takdir.
Menjadi hujan atau teduh saja kadang juga bukan kehendaknya.
Yang ada dilangit sebelah sana.
(Farida Isfandiari,12 Januari 2012)

Hujan yang Tertahan

Seperti hujan yang tertahan.
Berlindung dibalik payung kepuraan sikap untuk terlihat tidak pernah basah terkena hujanmu.
Sering tak tahu bagaimana bersikap.
(Farida Isfandiari,12 Januari 2012)