expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friday, October 19, 2012

Kini aku Mulai terbiasa, Tanpamu?


Kini aku mulai terbiasa, tak bertemu denganmu untuk waktu yang lama.
Aku pikir aku akan kehilangan lagi waktu waktu yang entah darimana bisa ada, untuk ada juga dirimu disana.
Lalu kita bertemu, meski sebenarnya aku datang dengan setumpuk rindu.
Aku pikir akan kaku, aku pikir akan bisu, lalu biasanya aku akan mengutuki diriku ketika sampai rumah
Karena, ya aku memang  menunggu waktu bisa bersamamu, kamu tahu itu?
Ajaib, aku mampu mengatur perasaanku.
Nyaman, dan seharusnya, aku bisa,
Kali ini Aku bisa tak merusaknya,
Dan terimakasih sudah ‘membantu’
Meski aku masih tak mampu melihat matamu lama, lalu pandangan ku segera menyapu ruas wajahmu dan kualihkan pergi,
Senyummu, masih indah, tapi ada yang berbeda.
Apakah sudah bukan hanya milikku saja?
Ah aku tak pernah benar benar bisa memilikinya.
Ohya, kumis tipis yang tumbuh.
Ingin kulihat dari tepi ke tepi, tapi aku takut tak bisa menguasai diri.


Aneh, kucoba mencari debar,
Menghilang, Dimana ia kutinggalkan
Lama tak berjumpa telah membawaku ke banyak manusia lain,
Aku tak berani bercerita tentang siapa dirimu,
Aku bercerita tentang perasaanku.
Kata temanku aku harus belajar membuka diri lagi,
Kita memang tidak pernah terikat apa apa,
Hanya aku saja yang terikat dengan perasaanku,
Lalu dirimu, kupikir segala pilhan dan bahkan siapa yang sebenarnya yang kamu cintai itu adalah sepenuhnya keputusanmu dan itu kehidupanmu.
Tentang aku menangis aku terluka, itu adalah resikoku, dan aku sudah biasa.

Debar itu mengilang, mungkin seiring dirimu yang memang selalu seperti ingin menghilang atau selama ini ingin cepat cepat menghilang dariku,

Untuk masa masa ini ada yg seolah mendekat.
Meski aku tidak bilang bahwa ia  menaruh rasa padaku.
Beberapa bulan ini aku mengenalnya, tak sengaja, aku juga memperhatikannya.
Sebatas biasa, dan dirimu belum tergantikan.

Kini aku mulai terbiasa, tanpamu?
Bisakah kembali menjalani hal hal luar biasa bersamamu?
Lalu menemukan kembali rasa yang luar biasa,
Meski kini, meski biasa, tidak ada yang lebih luar biasa dibanding saat bersamamu.
Meski begitu, bisa terbiasa tanpamu itu  luar biasa.
Meski dari luar, kamu terlihat biasa padaku.
Luar biasa, aku masih memiliki rasa,
Mulai.
Kembali.
Iya atau Tidak.
Dengan dirimu,
Pasti,
Harus Bisa,
Biasa menjadi Luar Biasa
(Farida Isfandiari, 14 Oktober 2012)






4 comments:

  1. far...ak suk genti ditatar ttg blog yak, ak ws mulai gawe blog ki, meh nyaingi museum cintamu..haha
    oiaaa, ini mksdnya buat mas anyep bukan sih? hehe

    ReplyDelete
  2. siap sa, kapanpun kalau pas bisa,
    bukan siapa siapa :)

    ReplyDelete
  3. kisah nyataa ya, kayaknya dalem banget tuh

    ReplyDelete