Kini aku mulai terbiasa, tak bertemu
denganmu untuk waktu yang lama.
Aku pikir aku akan kehilangan lagi waktu
waktu yang entah darimana bisa ada, untuk ada juga dirimu disana.
Lalu kita bertemu, meski sebenarnya aku
datang dengan setumpuk rindu.
Aku pikir akan kaku, aku pikir akan bisu,
lalu biasanya aku akan mengutuki diriku ketika sampai rumah
Karena, ya aku memang menunggu waktu bisa bersamamu, kamu tahu itu?
Ajaib, aku mampu mengatur perasaanku.
Nyaman, dan seharusnya, aku bisa,
Kali ini Aku bisa tak merusaknya,
Dan terimakasih sudah ‘membantu’
Meski aku masih tak mampu melihat matamu
lama, lalu pandangan ku segera menyapu ruas wajahmu dan kualihkan pergi,
Senyummu, masih indah, tapi ada yang
berbeda.
Apakah sudah bukan hanya milikku saja?
Ah aku tak pernah benar benar bisa
memilikinya.
Ohya, kumis tipis yang tumbuh.
Ingin kulihat dari tepi ke tepi, tapi aku
takut tak bisa menguasai diri.
Aneh, kucoba mencari debar,
Menghilang, Dimana ia kutinggalkan
Lama tak berjumpa telah membawaku ke banyak
manusia lain,
Aku tak berani bercerita tentang siapa
dirimu,
Aku bercerita tentang perasaanku.
Kata temanku aku harus belajar membuka diri
lagi,
Kita memang tidak pernah terikat apa apa,
Hanya aku saja yang terikat dengan
perasaanku,
Lalu dirimu, kupikir segala pilhan dan
bahkan siapa yang sebenarnya yang kamu cintai itu adalah sepenuhnya keputusanmu
dan itu kehidupanmu.
Tentang aku menangis aku terluka, itu
adalah resikoku, dan aku sudah biasa.
Debar itu mengilang, mungkin seiring dirimu
yang memang selalu seperti ingin menghilang atau selama ini ingin cepat cepat
menghilang dariku,
Untuk masa masa ini ada yg seolah mendekat.
Meski aku tidak bilang bahwa ia menaruh rasa padaku.
Beberapa bulan ini aku mengenalnya, tak
sengaja, aku juga memperhatikannya.
Sebatas biasa, dan dirimu belum
tergantikan.
Kini aku mulai terbiasa, tanpamu?
Bisakah kembali menjalani hal hal luar
biasa bersamamu?
Lalu menemukan kembali rasa yang luar
biasa,
Meski kini, meski biasa, tidak ada yang
lebih luar biasa dibanding saat bersamamu.
Meski begitu, bisa terbiasa tanpamu
itu luar biasa.
Meski dari luar, kamu terlihat biasa
padaku.
Luar biasa, aku masih memiliki rasa,
Mulai.
Kembali.
Iya atau Tidak.
Dengan dirimu,
Pasti,
Harus Bisa,
Biasa menjadi Luar Biasa
(Farida Isfandiari, 14 Oktober 2012)
far...ak suk genti ditatar ttg blog yak, ak ws mulai gawe blog ki, meh nyaingi museum cintamu..haha
ReplyDeleteoiaaa, ini mksdnya buat mas anyep bukan sih? hehe
siap sa, kapanpun kalau pas bisa,
ReplyDeletebukan siapa siapa :)
kisah nyataa ya, kayaknya dalem banget tuh
ReplyDeleteIya kebetulan :)
DeleteTerimakasih sudah mampir