expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friday, September 7, 2012

Kepadamu, Kurindu


Kepada : Kamu
Untuk kamu yang memang sering aku rindu tapi ku enggan mengaku, karena aku lebih ingin bertanya siapa yang kamu rindu?
Kamu lelaki, kamu yang harusnya bilang rindu lebih dahulu! Bisik sisi egoisku

Sudah selayaknya aku bersabar layaknya manusia lainnya,
Ya, Tuhan sudah berjanji, akan ada saatnya bagian dari diri kita, separuhnya kan kembali, bertemu, lalu sang manusia akan utuh, dan menemukan surga dunia yang Tuhan ciptakan, dan janjikan.
Pada suatu detik adakalanya aku kehilangan nafas, ah separuh itu memang tidak utuh, tidak penuh, dan wajar jika suatu waktu rapuh.


Sering, aku berbincang pada NYA,
Tuhan, aku rindu, aku merindukannya yang bahkan belum pernah kutemui, belum kutemukan.
Aku merindukan manusia yang KAU janjikan Tuhan.
Ketika aku terpejam, semuanya masih buram.

Dan pada sebuah masa, ketika aku sampai pada babak cerita dimana ada bagian dirimu disana.
Setelah waktu perlahan bergulir, Kamu seketika hadir menjelma menjadi sosok yang sepertinya lama pernah kukenal.
Aku mulai belajar mengingat dirimu tanpa kusadari, pun terekam secara otomatis,
Ya aku mulai hafal, apa yang kemudian menjadi atau melekat pada dirimu.
Kupejamkan mata, kamu melintas di sana.
Rentetan apa yang sudah ku lalui denganmu,
Sepertinya menarik,  aku merasa menjadi lengkap.
Awalnya pertemuan saat itu memang hanya seperti sebuah potongan cerita biasa,
Lalu potongan potongan cerita itu kemudian coba kusatukan dan dicermati
Aku memejamkan mata lagi untuk saat ini
Begitu mengesankan, tidak ada alur cerita seindah itu sebelumnya.


Tapi kupikir, siapa penentu sebuah kepastian itu.
Semua memang di tangan Tuhan,
Tapi jika tidak mencoba atau berusaha mengambil, manusia tidak akan pernah tahu jawabannya,
Karena bukankah Tuhan juga mengajarkan bagaimana cara berusaha,
Untuk beberapa waktu aku memang dapat mengenggammu, lewat apa yang sudah kupilih.
Lalu selanjutnya bukankah seharusnya kedua manusia juga memilih?, akan berakhir bahagia jika kemudian memutuskan saling memilih, lalu itu adalah pilihan untuk menjadi utuh, dan pilihan yang akan terus, pilihan untuk kemudian selanjutnya menjadi setia.

Ohya, sudah cukup lama, kuhirup nafas disampingmu, dan saat itu pula ada rongga lain yang mendadak menjadi rasa tersendiri yang melegakan aku tahu aku tidak mungkin dapat begitu selamanya sampai nanti
Namun, ketakutanku ku benar,
Sejak awal aku tak pernah ingin mencari makna apapun dari pertemuan itu,
Tapi kemudian kamu meyakinkanku, dengan seolah berkata “mari kita coba menjelajahi perasaan perasaan asing yang muncul menggemakan hati dan menghiasi nya dengan keindahan yang hanya akan ada saat kita sedang bersama”
Itu dulu, selanjutnya kamu memilih pergi,
Kamu pergi begitu saja, lalu melanjutkan kehidupan sebagai manusia yang tidak selalu ada di tempat yang sama,
Mungkin itu pilihan, menjalani kehidupan  sebagai manusia dengan cerita  yang tempat waktu dan suasananya berbeda denganku.

Sekali lagi, rindu itu harus ku hirup, merindukan kamu, sosok yang memang kuharap adalah jawaban dari rasa rinduku yang sudah teramat lama, dan jawaban dariNYA,
Namun mungkin kamu adalah sosok yang sebenarnya hanyalah sedang ada pada ruang rindu,
Mungkin kamu dan aku sedang ada di ruang rindu, menunggu manusia lainnya yang tepat untuk masing masing dari diri kita.
Tak pernah ku ragu dan selalu kuingat,
Kerlingan matamu dan sentuhan hangat,
Ku saat itu takut mencari makna tumbuhkan yang sesakkan dada,
Kau datang dan pergi oh begitu saja,
Semua kuterima apa adanya mata terpejam dan hati menggumam,
Di ruang rindu kita bertemu


( Farida Isfandiari, 7 September 2012)
 * Letto - Ruang Rindu #30HariLagukuBercerita



No comments:

Post a Comment