expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Wednesday, July 18, 2012

Aku Belum Lupa, Kamu

Melihatmu dari kaca laptopku.
Aku belum lupa.
Kita pernah melewati malam-malam.
Kelopak mataku berair.
Ingatan itu mungkin meleleh disana.
Jika boleh ku ibaratkan,
Pikiranku berusaha keras untuk menguliti perasaan ini.
Tetap saja aku tak membawa pisau lain yang kemudian mampu seperti yang pernah kucoba sudah sudah.

(Farida Isfandiari, 10 Juli 2012)

2 comments:

  1. mengenali perasaan aja gimana ? buat ganti menguliti, kok kayaknya sadis gitu

    ReplyDelete
  2. bukan 'mengenali',
    tapi sebaliknya yakni 'melupakan',

    jadi itu maksudnya 'dikuret' habis gitu,

    kalau udah pernah cinta sama seseorang tapi terpaksa harus ngelupain itu pasti bisa ngerasain,
    nah proses 'ngehapusnya' pas inget 'dia' itu rasanya hati itu kayak di tarik 'dikuliti gitu perumpaannya' *agak lebay sih


    iya itu memang sadis, baca aja tag'an atau LABEL PUISI ini adalah SARKASME RASA jadi memang kasar atau bermuatan sadis.


    *semoga bisa menjawab pertanyaannya.
    Terimakasih

    ReplyDelete