Ada yang seolah mengetuk.
Terus dan menerus kadang keras, kadang melambat.
Tak berpikirkah ia.?
Bahkan mungkin yang didalam sedang bermimpi.
Tengah mengerjakan tugas.
Membenahi atau menyusun kembali yang mungkin berantakan.
Keraskan music, tak akan bergeming.
Tetap di ketuk ketuk.
Ku sumpal telinga.
Ku sumpal telinga.
Dia masih menunggu disana, kedengarannya begitu.
Sebenarnya tak ingin hiraukan.
Tapi terus di ketuk dari luar.
Terpaksa keluar, karena ketukan itu seperti butuh untuk dibuka.
Namun susah payah menujunya.
Ketika dibuka, tak ada siapa siapa.
Tak ada siapa-siapa.
Ya ketika aku keluar yang memang ingin kulihat di depan pintu menungguku adalah kamu.
Kau ketuk pintu hatiku.
Atau ini hanya semacam halusinasi suara.
Sejujurnya aku berharap itu adalah resonansi rasa dihatimu
(Farida Isfandiari, 3 April 2012)
No comments:
Post a Comment