expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sunday, November 17, 2013

Bagaimana Mengucapkannya Padamu



Sampai saat ini aku tak tahu bagaimana mengucapkannya padamu.
Harusnya aku menyerah saja.
Tapi membelokkan arah, atau membanting stir agar tak menujumu itu seperti menuju bunuh diri.
Kenangan kenangan masih saja ramai.
Berdesak walau aku pun tak ingat sejak kapan kamu mulai memenuhinya.
Menggaduh di telinga, bergema hingga ke relung hati,
menyita konsentrasi,
Apa aku akan terus begini?
Lajumu saja tak pernah jelas, kamu terlalu sibuk dengan jalanan yang mungkin saja kamu juga lupa bahwa lampu mati, hingga kamu lupa membetulkannya.
Minta waktu lima menit saja, lalu tampar dan bisikan di telingaku “bangun, kamu harus pergi dan lupakan aku”



Kamu mungkin saja pernah berpikir apa gunanya cinta.
Pikir saja : apa gunanya selama ini aku mencintaimu?




Sampai saat ini aku tak tahu bagaimana mengucapkannya padamu.
Harusnya aku menyerah saja.
Rasanya aku tak tau lagi bagaimana berbicara.
Rasanya dirimu juga tak ingin lagi berbicara padaku.
Rasa itu dihati, bukan untuk dibicarakan?
Tapi kenapa ada airmata yang menemani, ketika kembali perih merasakan.
Ingatan-ingatan tentangmu yang memberikan perbedaan rasa, yang membuatmu berbeda dimataku, tak pernah kamu rasakan.
Apa yang kamu rasakan?
Aku tak perlu jawabannya yang akan membahagiakanku.
Seandainya kamu juga bisa bercerita.
Dan ceritaku dari awal kuubah, tak kan sedalam ini?
Hingga aku pun terperosok, tak bisa memanjat naik.
Seharusnya tak kulihat serumit ini.
Sebenarnya saat itu,
seandainya perasaan ini sesederhana untuk diabaikan atau dilupakan saja,
dan semudah saat kamu bersama yang lain.
Hahaha memangnya aku ini pernah menjadi siapamu?
Kembali saja untuk dirimu sendiri.
Untuk jalan yang akan kamu tempuh.
Ketika kemudian saat itu aku melihatmu bahagia,
mungkin aku juga akan menemukan kebahagiaan yang lain, yang sebenarnya aku tak perlu untuk mengharap agar bisa berbahagia bersamamu,



Aku menganggap semua itu bualan, lelucon,
namun semua itu nyata?
Nyata dan jelas.
Apa yang menginspirasimu menjadi begitu?
Dan apa yang menginspirasiku untuk terus menjadi begini.
Bagaimana mengucapkannya padamu.
Selamat, dihatiku masih terbungkus dengan baik namamu.

00:30

(Farida Isfandiari, 17 November 2013)

 

2 comments: